seorang individu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar
Seorangindividu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku meyimpang pula. Berdasarkan contoh tersebut, teori perilaku menyimpang yang sesuai adalah . Asosiasi diferensial Labelling Konflik Fungsionalisme Struktural NP N. Puspita
DefinisiKontrol Sosial. Suatu proses baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan, yang bertujuan untuk mengajak, membimbing, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma — norma social (Soejono Soekanto, 1981: 57). Control social diperlukan dalam masyarakat karena tidak semua anggota dari suatu masyarakat akan patuh dan taat
keluargasebagai pencegahan individu dalam melakukan tindakan yang tidak sesuai . IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA perilaku anak yang menyimpang begitu juga sebaliknya. Hasilnya sebagian 95,43% . IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA ia sangat menikmatinya karena orang tua tidak pernah memaksanya untuk tinggal
KonsepDurkheim tentang anomi (teori anomi) termasuk kelompok teori Undercontrol (lihat bagian teori Hagan, 1987). Riset Durkheim tentang "suicide" (1897) atau bunuh diri dilandaskan pada asumsi bahwa rata-rata bunuh diri yang terjadi di masyarakat yang merupakan tindakan akhir puncak dari suatu anomie: bervariasi atas dua keadaan sosial, yaitu social integration dan social regulation.
Perilakumenyimpang adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang karena seringnya membaca atau melihat tayangan tentang perilaku menyimpang
Site De Rencontre Entre Femmes Gratuit. Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal SMA Sosiologi Acak ★ Ketimpangan Sosial dan Globalisasi - Sosiologi SMA Kelas 12Terdapat kasus seorang individu melakukan tindakan perilaku yang menyimpang karena hasil ia belajar semasa kecil, ia melihat orang-orang di lingkungan tempat tinggal melakukan perilaku menyimpang pula. Pemecahan masalah ini berkaitan dengan teori perilaku menyimpang yaitu asosiasi BENARB. SALAH Pilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12Preview soal lainnya PAS Sosiologi SMA Kelas 10Dalam usaha pembangunan kajian Sosiologi terdiri atas beberapa tahap. Salah satunya tahap perencanaan. Pada tahap ini perlu diadakan ….A. Identifikasi kebutuhan masyarakat dan saluran komunikasiB. Percobaan untuk mengkaji gejala sosial di masyarakatC. Pengawasan terhadap kekuatan sosialD. Analisis mengenai dampakE. Interaksi antarindividu Materi Latihan Soal LainnyaJaringan Hewan - Biologi SMA Kelas 11 IPAPAT Bahasa Indonesia SMA Kelas 11IPS Tema 9 SD Kelas 6Geografi SMA Kelas 12PTS PAI Semester 2 Genap SD Kelas 2Logika CPNSMetabolisme Enzim dan KatabolismeEvaluasi IPA SD Kelas 4Listrik Statis - IPA SMP Kelas 9Barisan dan Deret - Matematika SMA Kelas 11Cara Menggunakan Baca dan cermati soal baik-baik, lalu pilih salah satu jawaban yang kamu anggap benar dengan mengklik / tap pilihan yang Jika halaman ini selalu menampilkan soal yang sama secara beruntun, maka pastikan kamu mengoreksi soal terlebih dahulu dengan menekan tombol "Koreksi" diatas. Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
Dalam postingan berikut ini, akan saya tampilkan mengenai salah satu materi yang diajarkan untuk siswa SMA/ MA Kelas X, tepatnya yakni materi tentang perilaku menyimpang. Secara eksplisit mungkin sudah mampu kita terka mengenai apa itu perilaku menyimpang, namun untuk lebih jelasnya lagi, silakan bisa baca materi berikut ini, Pengertian Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pelaku yang melakukan penyimpangan itu disebut devian deviant. Adapun perilaku yang sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat disebut konformitas. Ada beberapa definisi perilaku menyimpang menurut beberapa tokoh sosiologi, antara lain sebagai berikut James Vender Zender, Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi oleh sejumlah besar orang. Bruce J Cohen, Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Robert Lawang, Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku tersebut. Ciri-ciri Perilaku Menyimpang Terdapat beberapa ciri, perilaku seseorang itu dikategorikan sebagai perilku menyimpang. Menurut Paul B Horton penyimpangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut. Penyimpangan harus dapat didefinisikan, artinya penilaian menyimpang tidaknya suatu perilaku harus berdasar kriteria tertentu dan diketahui penyebabnya. Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak. Penyimpangan relatif dan penyimpangan mutlak, artinya perbedaannya ditentukan oleh frekuensi dan kadar penyimpangan. Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal, artinya budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Antara budaya nyata dengan budaya ideal selalu terjadi kesenjangan. Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan. Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan orang untuk memenuhi keinginan mereka, tanpa harus menentang nilai-nilai tata kelakuan secara terbuka. Penyimpangan sosial bersifat adaptif, artinya perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan kebudayaan dengan perubahan sosial. Sifat-sifat Penyimpangan Penyimpangan sebenarnya tidak selalu berarti negatif, melainkan ada yang positif. Dengan demikian, penyimpangan sosial dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif. Penyimpangan positif, Penyimpangan positif merupakan penyimpangan yang terarah pada nilai-nilai sosial yang didambakan, meskipun cara yang dilakukan menyimpang dari norma yang berlaku. Contoh seorang ibu yang menjadi tukang ojek untuk menambah penghasilan keluarga. Penyimpangan negatif, Penyimpangan negatif merupakan tindakan yang dipandang rendah, melanggar nilai-nilai sosial, dicela dan pelakunya tidak dapat ditolerir masyarakat. Contoh pembunuhan, pemerkosaan, pencurian dan sebagainya. Jenis-jenis Perilaku Menyimpang Menurut Lemert 1951 Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk yaitu penyimpangan primer dan sekunder. Penyimpangan Primer, Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat. Contohnya pengemudi yang sesekali melanggar lalu lintas. Penyimpangan Sekunder, Penyimpangan yang dilakukan secara terus menerus sehingga para pelakunya dikenal sebagai orang yang berperilaku menyimpang. Misalnya orang yang mabuk terus menerus. Contoh seorang yang sering melakukan pencurian, penodongan, pemerkosaan dan sebagainya. Sedangkan menurut pelakunya, penyimpangan dibedakan menjadi penyimpangan individual dan penyimpangan kelompok. Penyimpangan individual, Penyimpangan individual adalah penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang atau individu tertentu terhadap norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Contoh seseorang yang sendirian melakukan pencurian. Penyimpangan kelompok, Penyimpangan kelompok adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap norma-norma masyarakat. Contoh geng penjahat. Sebab-sebab Terjadinya Perilaku Menyimpang a. Penyimpangan sebagai akibat dari proses sosialisasi yang tidak sempurna Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan ke dalam kepribadiannya, seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan yang tidak pantas. Ini terjadi karena seseorang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna dimana agen-agen sosialisasi tidak mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan baik. Contohnya seseorang yang berasal dari keluarga broken home dan kedua orang tuanya tidak dapat mendidik si anak secara sempurna sehinga ia tidak mengetahui hak-hak dan kewajibanya sebagai anggota keluarga maupun sebagai anggota masyarakat. Perilaku yang terlihat dari anak tersebut misalnya tidak mengenal disiplin, sopan santun, ketaatan dan lain-lain. b. Penyimpangan karena hasil proses sosialisasi subkebudayaan menyimpang Subkebudayaan adalah suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan. Unsur budaya menyimpang meliputi perilaku dan nilai-nilai yang dimiliki oleh anggota-anggota kelompok yang bertentangan dengan tata tertib masyarakat. Contoh kelompok menyimpang diantaranya kelompok penjudi, pemakai narkoba, geng penjahat, dan lain-lain. c. Penyimpangan sebagai hasil proses belajar yang menyimpang Proses belajar ini melalui interaksi sosial dengan orang lain, khususnya dengan orang-orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman. Penyimpangan inipun dapat belajar dari proses belajar seseorang melalui media baik buku, majalah, koran, televisi dan sebagainya. Bentuk-bentuk Perilaku Menyimpang Terdapat banyak sekali perilaku menyimpang yang muncul di masyarakat, diantaranya yaitu, a. Penyalahgunaan Narkoba Merupakan bentuk penyelewengan terhadap nilai, norma sosial dan agama. Dampak negatif yang ditimbulkan akan menyebabkan berkurangnya produktivitas seseorang selama pemakaian bahan-bahan tersebut bahkan dapat menyebabkan kematian. b. Penyimpangan seksual Penyimpangan seksual adalah perilaku seksual yang tidak lazim dilakukan. Penyebab penyimpangan seksual antara lain adalah pengaruh film-film porno, buku dan majalah porno. c. Alkoholisme Alkohol disebut juga racun protoplasmik yang mempunyai efek depresan pada sistem syaraf. Orang yang mengkonsumsinya akan kehilangan kemampuan mengendalikan diri, baik secara fisik, psikologis, maupun sosial. Sehingga seringkali pemabuk melakukan keonaran, perkelahian, hingga pembunuhan. d. Kenakalan Remaja Gejala kenakalan remaja tampak dalam masa pubertas 14 – 18 tahun, karena pada masa ini jiwanya masih dalam keadan labil sehingga mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif. Penyebab kenakalan remaja antara lain sebagai berikut. Sebagai tambahan wawasan, silakan baca contoh kasus berikut ini, Penugasan Bagaimana pemahaman mu tentang perilaku menyimpang? Apa saja sebab-sebab seseorang melakukan perilaku menyimpang? Analisislah contoh kasus di atas menggunakan pemahaman akan perilaku menyimpang yang kamu kuasai! Daftar Pustaka,
Perilaku menyimpang disebut juga deviasi sosial, yaitu segala bentuk pola perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma sosial dalam masyarakat. Secara umum, perilaku menyimpang terbagi menjadi dua, yaitu Faktor subyektif adalah faktor yang berasal dari seseorang itu sendiri sifat pembawaan yang dibawa sejak lahir Faktor obyektif merupakan faktor yang berasal dari luar lingkungan . Misalnya, keadaan rumah tangga seperti hubungan antara orang tua dan anak yang tidak serasi. Baca juga Perilaku Menyimpang Pengertian dan ContohnyaPenyebab perilaku menyimpang Beberapa penyebab terjadinya penyimpangan seorang individu adalah sebagai berikut Penyerapan nilai dan norma dalam proses sosialisasi tidak maksimal. Faktor anomie, yaitu ketidaksesuaian antara harapan dan kondisi yang sebenarnya. Adanya differential association atau asosiasi diferensial. Agen sosialisasi menyampaikan proses sosialisasi yang berbeda-beda sehingga mendorong terjadinya konflik internal yang menyebabkan orang melakukan perbuatan menyimpang. Pemberian julukan labelling sebagai bentuk kontrol sosial. Labelling mendorong individu untuk melakukan perbuatan menyimpang sebagai akibat pemberian julukan negatif. Sosialisasi subkebudayaan menyimpang. Bentuk penyimpangan ini disebabkan oleh subkultur yang menyimpang sehingga bertentangan dengan kultur dominan. Sosialisasi tidak sempurna. Proses sosialisasi tidak sempurna mengakibatkan terjadinya konflik internal dalam diri seorang sehingga mendorong untuk berbuat menyimpang. Disintegrasi keluarga adalah faktor utama penyebab sosialisasi tidak sempurna. Faktor dari dalam yaitu perilaku menyimpang karena individu ingin mempelajari bentuk penyimpangan dalam masyarakat. Sistem pengendalian sosial dalam masyarakat lemah. dalam hal ini, pelaku penyimpangan sosial tidka diberi hukuman yang dpat membuat efek jera. Baca juga Teori Penyimpangan Sosial dan Bentuk Perilakunya Penyebab penyimpangan sosial menurut Casare Lombroso Perilaku menyimpang berdasarkan Casare Lombroso disebabkan oleh faktor-faktor, sebagai berikut Biologis Misalnya orang yang lahir sebagai pembangkang, Lambroso menjelaskan bahwa ada ciri-ciri tertentu yang dapat mengidentifikasi seseorang ketika orang tersebut akan menjadi pembangkang atau tidak berdasarkan ciri fisiknya. Ciri fisik yang dimaksud antara lain bentuk muka, kedua alis yang menyambung, dan lain sebagainya. Psikologis Menjelaskan sebab terjadinya penyimpangan adakaitannya dengan kepribadian retak atau kepribadian yang memiliki kecenderungan untuk melakukan penyimpangan. Dapat juga karena pengalaman tarumatis yang dialami seseorang. Sosiologis Menjelaskan sebab terjadinya perilaku meyimpang ada kaitannya dengan sosialisasi yang kurang tepat. Individu tidak dapat menyerap norma-norma kultural budayanya atau individu yang menyimpang harus belajar bagaimana melakukan penyimpangan. Baca juga Penyimpangan Sosial Positif Pengertian dan Contohnya Referensi Hisyam, Ciek Julyati. Perilaku Menyimpang Tinjauan Sosiologis. 2018. Jakarta Bumi Aksara, Syaid, M. Noor. Penyimpangan Sosial dan Pencegahannya. 2019. SemarangALPRIN Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami dan menyediakan informasi terkait perilaku individu yang menyimpang dari definisi, berbagai macam jenisnya, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut muncul, dan dampak apa saja yang dapat disebabkan sehingga timbulnya masalah-masalah sosial, serta antisipasi sebagai pencegahan dan penanggulangan. Makalah ini didasarkan atas studi literature dari sumber-sumber yang tersedia termasuk di dalamnya dari search engine seperti google, dan juga berasal dari akun-akun google scholar para dosen. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MAKALAH PERILAKU ORGANISASI 4 PERILAKU INDIVIDU YANG MENYIMPANG ERLANGGA ANANDA RAMADHAN 20191221097 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA APRIL 2022 TUJUAN Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami dan menyediakan informasi terkait perilaku individu yang menyimpang dari definisi, berbagai macam jenisnya, faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku tersebut muncul, dan dampak apa saja yang dapat disebabkan sehingga timbulnya masalah-masalah sosial, serta antisipasi sebagai pencegahan dan penanggulangan. Makalah ini didasarkan atas studi literature dari sumber-sumber yang tersedia termasuk di dalamnya dari search engine seperti google, dan juga berasal dari akun-akun google scholar para dosen. LITERATURE 1. Pengertian Definisi Perilaku Menyimpang Perilaku menyimpang deviant behavior yaitu semua tindakan yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dala suatu sistem tata sosial masyarakat. Perilaku menyimpang didefinisikan perilaku menyimpang atau so-cial deviance merupakan bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial yang ada. Sebagai suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang anggota masyarakat, secara sadar atau tidak sadar yang bertentangan dengan norma dan aturan yang telah disepakati bersama, yang menimbulkan korban victims maupun tidak ada korban. Perilaku menyimpang deviant behaviour yang menimbulkan korban dapat dikategorikan sebagai kejahatan, pelanggaran, kenakalan. Sedangkan perilaku menyimpang yang tidak menimbulkan korban disebut, penyimpangan, dan korbannya adalah diri sendiri. Akibat adanya perilaku menyimpang maka muncul berbagai usaha dari berbagai pihak, untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang tersebut. Perilaku menyimpang di dalam sosiologi dianggap sebagai salah satu perbuatan antisosial. Kata antisosial terdiri dari dua kata, yaitu kata anti yang berarti menentang atau memusuhi, dan kata sosial yang berarti berkenaan dengan masyarakat. Oleh karena itu, pengertian perilaku menyimpang dan antisosial pada hakikatnya sama, yaitu suatu tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah, nilai, atau norma yang berlaku di dalam masyarakat. Tindakan perilaku menyimpang dan perbuatan antisosial dapat diatasi dengan pengendalian sosial, agar tercipta keteraturan sosial ataupun ketertiban sosial. Pengendalian sosial adalah suatu perbuatan yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya perbuatan antisosial. Pengendalian sosial dapat berupa reaksi represif dan preventif yang dapat dilakukan secara formal maupun informal. Pengendalian sosial merupakan reaksi masyarakat atas terjadinya perbuatan antisosial, seperti perilaku menyimpang, tindak kejahatan, pelanggaran, dan kenakalan. Reaksi represif secara formal dalam melakukan pengendalian sosial, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan melalui penegakan hukum yang dilakukan secara formal. Penegakan hukum secara formal dilakukan melalui lembaga penegakan hukum yang diberikan mandat oleh masyarakat, untuk bertindak dan memproses para pelaku melalui hukum. Penegakan hukum dilakukan melalui sisten"? hukum yang berlaku, yaitu sistem peradilan pidana criminal justice system, yang terdiri dari berbagai macam unsur penegak hukum seperti kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga pemasyarakatan penjara. 1. Bentuk dan Contoh Penyimpangan • Penyimpangan Berdasarkan Sifat a. Penyimpangan positif Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak positif terhadap kehidupan sosial karena memiliki unsur-unsur yang berinovatif, ide-ide yang dibuat juga kreatif serta memperkaya wawasan masyarakat. Penyimpangan ini juga terarah pada nilai yang ingin dicapai bersama atau kepentingan sosial dan seringkali dianggap sesuatu yang ideal dalam masyarakat. Penyimpangan positif ini biasanya akan diterima karena merupakan bentuk penyesuaian akan perkembangan zaman. Contohnya adalah emansipasi wanita, dimana dengan berkembangnya zaman seorang wanita dapat memiliki karier sendiri dan tidak perlu mengandalkan orang lain. b. Penyimpangan Negatif Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang memiliki atau memberikan dampak negatif terhadap sistem sosial karena memiliki unsur-unsur yang sifatnya merendahkan dan selalu menyebabkan hal-hal buruk terjadi seperti pencurian, perampokan, hingga pemerkosaan. Seseorang yang mengalami kejadian buruk tersebut dapat terkena luka bukan hanya secara fisik, namun juga mental. Seperti halnya yang dibahas dalam Buku Pelecehan Seksual dan Pedofilia yang memaparkan mengenai trauma yang ada dibawah alam bawah sadar tiap korban. Penyimpangan negatif juga bisa dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya yaitu, penyimpangan primer atau primary deviation dan penyimpangan sekunder atau secondary deviation. Penyimpangan primer, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya hanya sementara dan tidak secara terus menerus. Sedangkan Penyimpangan sekunder, merupakan penyimpangan negatif yang dilakukan oleh seseorang yang sifatnya nyata dan sering dilakukan yang memiliki kemungkinan untuk merugikan diri sendiri dan juga orang lain. • Penyimpangan Berdasarkan Perilaku a Penyimpangan Individual atau individual deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya hanya dilakukan oleh satu orang atau individu yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya, siswa yang sedang mencontek saat ujian. b Penyimpangan Kelompok atau group deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh sekelompok orang yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan biasanya didasari perasaan dan juga dorongan secara kolektif. Contohnya, aksi tawuran yang dilakukan oleh remaja usia sekolah. c Penyimpangan Campuran atau combined deviation Merupakan sebuah perilaku menyimpang yang biasanya dilakukan oleh seseorang atau individu yang merupakan bagian dari suatu kelompok yang tidak dapat mematuhi nilai maupun norma yang berlaku pada suatu lingkungan. Contohnya, orang yang tidak punya toleransi, lalu yang suka membanggakan organisasinya sehingga menganggap yang lainnya buruk. • Faktor-Faktor Penyebab Penyimpangan 1. Perubahan nilai dan norma sosial Semakin berkembangnya zaman seringkali terdapat beberapa kelompok masyarakat tidak dapat mengikuti perkembangan tersebut, sehingga nilai atau norma yang mereka miliki menjadi berbeda dari yang lain dan sering dikelompokkan sebagai perilaku menyimpang. 2. Proses sosialisasi yang tidak sempurna Merupakan penyimpangan yang terjadi kepada seorang individu karena kurangnya edukasi ataupun sosialisasi mengenai norma yang baik dan benar. 3. Teori Labelling Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang ataupun individu terlebih dahulu sudah dibentuk stigma atau cap negatif dari orang-orang ataupun kelompok disekitarnya. 4. Teori Anomie Merupakan teori yang menggambarkan penyimpangan yang dapat terjadi ketika seseorang maupun kelompok tidak memiliki nilai dan norma yang dapat dipegang dan dijadikan suatu pedoman dalam hidup di sebuah lingkungan masyarakat sehingga memiliki kemungkinan untuk melakukan perilaku menyimpang atau penyimpangan sosial. • Teori Mengenai Perilaku Menyimpang 1 Teori Kontrol Narwako 2007116 teori ini menyatakan bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari kekosongan kontrol atau pengendalian sosial. 2 Teori Konflik Narwako 2007117 Teori konflik adalah pendekatan terhadap perilaku menyimpang yang paling banyak diaplikasikan kepada kejahatan, walaupun juga digunakan dalam bentuk-bentuk penyimpangan lainnya. 3 Teori Fungsi Mulyadi dkk 1995 57 dalam Emile. Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik dan lingkungan sosial. • Dampak dari perilaku penyimpangan sosial Setiap pelanggaran yang dilakukan akan menimbulkan konsekuensi, baik hal tersebut mengubah sesuatu menjadi lebih baik maupun buruk. Begitu pula dengan penyimpangan sosial, dengan adanya perilaku tersebut akan menimbulkan dampak-dampak di tengah lingkungan masyarakat tersebut. Dengan adanya perilaku menyimpang dari ebrbagai norma yang ada di sistem sosial, akan terjadi pula perubahan di lingkungan sekitarnya. Berikut beberapa dampak yang diberikan dengan adanya perilaku penyimpangan sosial a Terciptanya suatu norma atau peraturan sehingga perilaku menyimpang yang terjadi tidak terulang dan di ikuti kembali pada para anggota lingkungan masyarakat yang lain. b Pelaku perilaku penyimpangan sosial dikucilkan dari lingkungan masyarakat yang ada, karena mayoritas dari anggota lingkungan masyarakat memandang perilaku menyimpang tersebut sebagai suatu wabah penyakit sehingga mereka memilih untuk tidak mendekatinya. c Menciptakan batasan antar kelompok lingkungan yang satu dengan yang lain karena adanya parameter sosial. Hal ini dapat kita lihat contohnya dari beragam suku yang ada di Indonesia, dimana orang suku Jawa memiliki ciri khas berkata lembut sedangkan orang suku Batak memiliki ciri khas berkata tegas. Sehingga perbedaan tersebut kadang membuat kelompok satu dengan kelompok yang lain segan akan satu sama lain. • Upaya Penanggulangan maupun Pencegahan akan terjadinya Perilaku Menyimpang Untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang,ada beberapa upaya yang dapat dilakukan; 1. Menciptakan suasana dan lingkungan yang harmonis 2. Menanamkan nilai-nilai Agama dan nilai budi pekerti 3. Penuh perhatian dalam keluarga 4. Menanamkan kedisiplinan dan rasa kekeluargaan 5. memberikan pujian jika dia baik dan memberikan teguran jika dia salah. 6. Penyuluhan seperti memberikan pengertian, pendidikan yang baik, dari segi tutur kata, kesopanan, bagaimana hidup bermasyarakat yang baik, taat akan norma dan peraturan yang ada. Penanggulangan Perilaku Menyimpang Kata penanggulangan dipilih karena perilaku menyimpang. Penanggulangan mencakup tiga hal, yaitu preventif, represif, dan kuratif. Hal ini berdasarkan pendapat Y. Singgih D. Guarsa bahwa penanggulangan perilaku menyimpang ditempuh dengan tiga tindakan untuk mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang yaitu a. Tindakan preventif yakni tindakan yang bertujuan mencegah timbulnya perilaku menyimpang; b. Tindakan represif yakni tindakan untuk menunda dan menahan perilaku menyimpang peserta didik atau menghalangi timbulnya perilaku menyimpang yang lebih parah. Tindakan represif ini bersifat mengatasi perilaku menyimpang peserta didik; c. Tindakan kuratif dan rehabilitasi yakni merevisi akibat perbuatan menyimpang, terutama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut. Tindakan ini merupakan tindakan terakhir dalam mengatasi permasalahan perilaku menyimpang dengan cara mengembalikan orang yang bersangkutan kepada keluarganya atau diserahkan kepada pihak yang berwenang. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diakumulasikan atau diambil dari makalah ini adalah setiap perilaku menyimpang baik di masyarakat kecil maupun luas pasti ada penyebabnya. Dan berdasarkan uraian dalam makalah perilaku menyimpang dapat terbagi menjadi banyak bentuk, baik dari sifat maupun perilaku tiap individu maupun peorangan. Perilaku menyimpang sendiri tidak selalu membawa hal negatif, namun juga membawa hal positif seperti halnya dahulu wanita tidak boleh bekerja dan karena adanya emansipasi wanita, maka sekarang bekerja juga menjadi bagian hak mereka. Perilaku Menyimpang selalu bersifat sosial karena akan selalu melibatkan manusia/orang lain, dan karena adanya perilaku menyimpang yang disebabkan oleh faktor-faktor pemicu tertentu. Nantinya akan menghasilka dampak kerugian baik untuk individu itu sendiri maupun orang lainnya. Sedangkan terdapat bahasan dalam makalah ini mengenai bagaimana caranya kita dapat mengantisipasi dan menanggulangi agar perilaku menyimpang ini tidak terus-menerus terulang/ dilakukan, yaitu dengan cara upaya penyuluhan, pemberian pendidikan yang memadai baik dari segi keluarga, sekolah, lingkungan yang baik, dsb. Jika upaya dan langkah-langkah tersebut dijalankan, maka saya rasa perilaku menyimpang oleh tiap individual bahkan orang tertentu akan cenderung menurun. DAFTAR PUSTAKA Colquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGrawHill. New York. Griffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston Houghtton Muhlin Company. Harahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Jones, Gareth R. George, Jennifer M.. 2014. Contemporary Management. Global Edition. McGrall Hill. Lipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69. Luthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. Singapore. Mohr, Lawrence B. 2012. Explaining Organiztion Behavior. San Fransisco Jossey – Bass Publishers Palazzeschi, Letizia. Bucci, Ornella, and Di Fabio, Annamaria. 2018. Re-thinking Innovation in Organizations in the Industry Scenario New Challenges in a Primary Prevention Perspective. Frontiers in Psychology Journal. January. doi Radel, Juergen. 2017. Organizational Change and industry id4. A perspective on possible future challenges for Human Resources Management. Industrie von Morgen. November. Robbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson Boston. Anis Rahmawati Ningrum, Sentot Imam Wahjono*, Andi Wardhana, Noer Choidah 2021. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Siantar Top, Tbk di Sidoarjo. Isoquant Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi. DOI PDF Journal homepage e-ISSN 2599-0578. ISSN 2599-7496. Vol. 5, Oktober 2021, Publisher Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Wahjono, Sentot Imam. Marina, Anna. Rahim, Abdul Rahman. Rasulong, Ismail. Indrayani, Tri Irfa. 2020. Perilaku Organisasi, di era revolusi industri Penerbit RajaGrafindo Perkasa, Depok, Jakarta, Indonesia. Wahjono, Sentot Imam. 2009. Perilaku Organisasi. Graha Ilmu Publisher, Yogyakarta, ISBN No. 978-979- 756-594-7, pp 321+ xvii. Link perilaku-organisasi-sentot-imamwahjono. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this organizations, innovation is considered a relevant aspect of success and long-term survival. Organizations recognize that innovation contributes to creating competitive advantages in a more competitive, challenging and changing labor market. The present contribution addresses innovation in organizations in the scenario of Industry including technological innovation and psychological innovation. Innovation is a core concept in this framework to face the challenge of globalized and fluid labor market in the 21st century. Reviewing the definition of innovation, the article focuses on innovative work behaviors and the relative measures. This perspective article also suggests new directions in a primary prevention perspective for future research and intervention relative to innovation and innovative work behaviors in the organizational context. Juergen RadelEven if information technology IT is considered to be the key driver for the full implementation of cyber-physical systems that characterize the next industrial revolution, the importance of human resources is constantly highlighted. [1] Human resources management HRM might be able to support the transition to ID4 and help organizations as well as individuals to cope with the change. Within this paper Activity Theory will be used as a framework to briefly describe the impact on HRM and to draw focussed conclusions for further research and organizational European edition of Contemporary Management offers a comprehensive coverage of introductory management topics, addressing both new and classic theory and research within a contemporary framework. The book begins by examining what it means to be a manager, before moving on to analyse this in relation to various aspects of strategy, leadership and the organization. The authors take a practical approach, applying concepts to real-life situations in order to equip students to deal with the issues and opportunities posed by today's dynamic business Behavior. McGrawHillJason A ColquittJeffery A LepineWessonJ MichaelColquitt, Jason A. Lepine, Jeffery A. Wesson, Michael J. 2013. Organizational Behavior. McGrawHill. New W GriffinGregory MoorheadGriffin, Ricky W. & Moorhead, Gregory. 2016. Organizational Behavior. Boston Houghtton Muhlin Kontemporer, PT Raja Grafindo PersadaSofyan HarahapSafriHarahap, Sofyan Safri, 2016, Manajemen Kontemporer, PT Raja Grafindo Persada, with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69.2R LipshitzO StraussLipshitz R, & Strauss O., 2017, Copy with Uncertainty A Naturalistic Decision Making Analysis, Journal of Organization Behavior and Human Decision Process 69. Behavior. McGraw-Hill. Twelfth EditionFred LuthansLuthans, Fred. 2001. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Twelfth Edition. P RobbinsRobbins, Stephen P. 2014. Organizational Behavior. Pearson Boston.
Perilaku menyimpang merupakan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku dalam masyarakat, sehingga perilaku setiap individu yang dianggap menyimpang tersebut seringkali dinyatakan sebagai pelanggaran dari aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat. Perilaku menyimpang bisa terjadi karena individu atau kelompok memiliki dorongan dalam diri mereka atau karena adanya interaksi diluar diri mereka sehingga mengakibatkan mereka melakukan perilaku-perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang termasuk kedalam permasalahan sosial karena terdapat keadaan dimana ada ketidaksesuaian antara aturan, nilai, dan norma dalam masyarakat. Poin yang ditanyakan oleh soal adalah termasuk masalah sosial dari perspektif teori interaksi simbolis. Dalam teori interaksi simbolis, terdapat dua pandangan yang berbeda tentang masalah sosial. Teori pelabelan labelling theory. Menurut teori ini, suatu kondisi sosial kelompok atau masyarakat tertentu dianggap bermasalah, karena kondisi itu sudah dicap bermasalah. Konstruksionisme sosial. Menurut pandangan ini, masalah sosial juga merupakan konstruksi manusia. Dalam mengonstruksi realitas sosial, ada kalanya individu lebih sering berinteraksi dengan orang-orang yang mendefinisikan kejahatan sebagai sesuatu yang positif. Hal ini membuat dia cenderung untuk melakukan kejahatan. Proses seperti ini merupakan proses asosiasi diferensial. Edwin Sutherland menciptakan istilah asosiasi diferensial untuk mengindikasikan bahwa sebagian besar dari kita belajar untuk menyimpang dari atau konform terhadap norma masyarakat melalui kelompok-kelompok berbeda tempat kita bergaul. Berdasarkan penjelasan diatas, ilustrasi kasus yang terdapat dalam soal adalah termasuk kedalam teori perilaku menyimpang asosiasi diferensial. Sebab teori ini menyebutkan tindakan perilaku menyimpang dapat terjadi karena individu berada, bergaul, atau melihat lingkungan tempat tinggalnya melakukan perilaku menyimpang. Oleh sebab itu, ia ikut terdorong melakukan tindakan perilaku menyimpang. Jadi, jawaban yang tepat adalah A.
seorang individu melakukan tindakan perilaku menyimpang karena hasil ia belajar